Langsung ke konten utama

Rindu Bumi

Kala aku masih kecil di suatu pagi yang indah, aku mulai mengaktifkan semua anggota yang ada di tubuhku dari mata, telinga dan bagian tubuh lainnya lalu mulai bangkit dari tempat istirahat di malam itu lalu kubasuh seluruh tubuhku dengan sumber kehidupan.

Ya, air yang membuatku merasakan segar kembali setiap hari. Aku bersiap melangkahkan kaki ke tempat dimana aku memperoleh segudang ilmu yaitu taman kanak-kanak. Ketika aku sudah siap dengan segala senjata ilmu yang ada, aku memberanikan diri untuk mulai mengayunkan kaki menuju tempat menggarap ilmu nan jauh disana. Di sepanjang perjalanan, aku tengok sekitar lingkungan di kota itu, ke kanan dan kiri, ku lenggangkan kakiku di sepanjang perjalanan sambil melihat indahnya alam. Asri, sejuk, banyak pepohonan yang aku lihat. Aku merasakan indahnya karya Tuhan yang Maha Esa terlukis di depan mata. Ya, Jakarta! Ibukota Indonesia yang aku seinggahi setiap hari di masa kecilku. Luar biasa! Aku tak dapar menahan ucap syukurku kepada-Nya setiap kaliku membuka kelopak mata.

Ketika aku berjalan, selalu saja ada yang menemani yaitu nyanyian burung yang hinggap di ranting pepohonan. Terdengar sangat merdu, manis dan romantis.

Hari berlalu, tahun demi tahun aku lewati dengan penuh warna sampai pada suatu masa dimana orangtuaku memutuskan untuk pindah ke Kota Tangerang. "Disini sangat asri, tak kalah jauh dengan kota-kota besar di luar sana", kata para tetangga baruku. Benar apa yang mereka ucapkan dan aku setuju. Hari demi hari kulewati, bertemu teman-teman dan tempat menggarap ilmu yang baru juga. Tepat sekali, semua baru! Semakin hari, semakin aku mengenal lingkunganku, semakin tinggi juga jenjang pendidikanku.

Sekolah menengah atas negeri 4 tepatnya di Kota Tangerang. Benar! Disinilah sekarang aku memulai untuk menuai ilmu baru. Asri, sejuk, indah sekali lingkungan sekolahku. Banyak tanaman hias dan tumbuhan berbuah manis.

Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk bertambah banyak dan ketika musim penghujan tiba, apa yang terjadi? Aku terkejut saat berjalan menuju sekolahku tiba-tiba mataku membelalak, aku heran! Apa yang terjadi disini? Apa yang telah mereka lakukan? Dimana rumput hijau dan pohon rindang? Dimana nyanyian merdu yang menyapaku setiap kali aku sedengkan telingaku? Dimanakah embun yang selalu menyambut pagiku dengan segala hormat? Dimana mereka? Aku sungguh tak percaya mereka semua kini lenyap entah kemana. Sekarang diposisikan oleh sampah yang berserakan, kegundulan lahan, banjir dan pemukiman dimana-mana. Sunguh aku tak dapat menahan segala jeritan yang berasal dari lubuk hati paling dalam. Ingin aku menangis, tapi untuk apa? Nasi sudah menjadi bubur.

Mereka, yang sebenarnya aku juga tidak tahu siapa yang harus disalahkan. Fenomena ini sungguh menyayat hati. Mungkin mereka! Ya, mereka yang hanya mementingkan keegoisan dan kepuasan dalam dirinya tanpa memikirkan apa yang dialami bumi saat ini. Masyarakat juga mungkin tak mengerti tentang apa yang mereka lakukan hingga pemandangan ini kerap terlihat dan mungkin sudah menjadi tradisi dari kehidupan mereka yaitu membuang sampah dan mendirikan bangunan di atas lahan penyerapan air. Apa yang sebenarnya mereka inginkan? Harta? Kepuasan batin? Aku tak habis pikir! Sungai, rawa ataupun sawah juga tak puas-puasnya dijadikan lahan pemukiman demi kepentingannya sendiri. Ingin aku memberi sedikit pesan untuk orang-orang disana..

Hai sobat
Apa yang telah kau lakukan?
Aku tak percaya semua ini Dimana hati nuranimu?
Sehingga kau seenak hati menyakiti Menyakiti tubuh humi yang anggun ini
Sadarlah! Bumi adalah tempat persinggahanmu jua
Dari planet mana dirimu berasal?
Tangan nakalkah yang merasukimu?
Ketuklah pintu hatimu dan lihat bumi saat ini
Untuk dirimu yang mementingkan diri sendiri
Bukankah Tuhan sudah mewariskan rumah ini untuk kita?
Rawatlah bumi ini Bumi adalah rumah kita dan bukan hanya milikmu semata
Kau berpesta dengan segala yang kau miliki
Tapi heninglah untuk sesaat Dengarlah bahwa rintihan bumi semakin jelas terdengar
Apakah kau rela menyakiti bumi lagi?
Apakah kau dapat mengabaikan segala yang telah kau rebut?
Seperti rumput hijau yang menari dan pohon bertepuk tangan
Berhentilah bersandiwara Bumi harus segera diberi perhatian dan senyuman manis
Sebelum bumi lelah untuk berputar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

What do you think about this?

Seperti biasa kembali lagi sama ardelia mayang ratri di blog saya yang tercinta dan saya banggakan. Pada posting kali ini, saya akan menceritakan dan memberikan foto maupun video tentang karir saya. But you can comment on here! Tapi saya berharap suatu saat nanti saya punya album sendiri dan bisa menjadi tulang punggung keluarga, karena saya anak satu-satunya. Wish that! Jadi begini, saya memulai karir di bidang entertain waktu kelas 3 SD. Lalu kira-kira pada kelas 4 SD saya mengikuti lomba menyanyi seluruh gereja di Banten, dan Puji Tuhan dengan iringan permainan piano kakak saya, saya mendapat juara 1 dan dapet sertifikat juga. Lalu pada saat itu juga saya mengikuti les modeling, dan bertahun-tahun selanjutnya saya ikut berbagai macam lomba, atau dipanggil mengisi acara seperti ini: (lomba kang nong se-banten) (isi acara di Gereja tante dalam rangka pernikahannya) (menari bondan pada umur 7 tahun di acara Paskah) (sedang berlatih brsama Alm. Mas Ardhi di GKJ Rawama

The Power Of Friendship

What is the meaning of friendship? Do you know about it? -"True friendship is like sound health; the value of it is seldom known until it be lost." Charles Caleb Colton -"Each friend represents a world in us, a world possibly not born until they arrive, and it is only by this meeting that a new world is born." Anais Nin -"My friends are my estate." Emily Dickinson -"If I had one gift that I could give you, my friend, it would be the ability to see yourself as others see you, because only then would you know how extremely special you are." B.A. Billingsly Yeah that's it! Back to Indonesian! :D Bagi saya, sahabat itu adalah mereka yang menyemangatimu pada saat terpuruk, tidak menyebarkan keburukanmu kepada orang lain di belakangmu, setia padamu, mereka yang mengerti apa yang kau rasakan, and etc. Dan bagi saya dia adalah sodara kembarku JESSICA FERERA SIHOMBING dan orang2 sirkus (Ini waktu dulu kelas 8) (Ini poto pas 6 desember 2011, saya lag

My Videos

Just want to share my videos on my blog. Play those videos please if you don't mind. Thanks for watching